Setelah pertama kali dibuka pada tahun 1978, Masjid Istiqlal telah menjadi ikon peziarahan umat Muslim Indonesia. Masjid ini merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang dapat menampung hingga 120.000 orang sekaligus. Tak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah, simbol kebanggan bangsa ini tidak kalah megahnya dengan gedung-gedung peninggalan Belanda yang masih berdiri tegak di Jakarta. .
Salah satu hal pertama yang menarik perhatian banyak orang ketika menginjakkan kaki di masjid ini adalah luasnya ruang yang dilapisi oleh marmer. Marmer putih yang bersih dan halus mendominasi lantai, dinding, hingga pilar-pilar masjid menciptakan suasana yang sejuk dan damai. Marmer juga dapat dengan mudah ditemukan di menara setinggi 66,66 meter dengan diameter 5 meter dalam kawasan Masjid Istiqlal.
Lantas, bagaimana marmer bisa membuat Masjid Istiqlal terasa sejuk dan menenangkan? Simak pembahasannya di bawah ini.
Mosquegrapher / Unsplash
Kesejukan di Tengah Panasnya Kota Jakarta
Cuaca Jakarta yang panas dan lembap seolah tidak dapat kita rasakan ketika sedang berada di dalam masjid ini. Hal ini terjadi karena batu marmer yang dapat kita temukan pada dinding serta lantai interiornya. Marmer memiliki kemampuan untuk menyerap panas yang menyentuh permukaannya. Insulasi pada marmer dapat membantu menjaga suhu ruangan agar tetap sejuk meskipun di tengah teriknya matahari sekalipun. Penggunaan marmer dalam konstruksi masjid besar dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung maupun para jamaah yang datang untuk beribadah.
Kekuatan dan Keanggunan Abadi
Selain memberikan kesejukan, marmer juga dikenal karena kekuatannya yang luar biasa. Pilar-pilar besar yang menopang kubat utama masjid ini dilapisi dengan marmer sehingga tercipta perpaduan yang kuat antara keindahan dan daya tahan. Marmer yang digunakan pada Masjid Istiqlal tidak hanya menambah keanggunan interiornya, tetapi juga digunakan untuk melambangkan kekuatan iman yang kokoh. Batu marmer mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama meskipun telah digunakan selama puluhan tahun sekalipun. Ketahanan ini penting untuk menggambarkan betapa kokohnya kepercayaan umat Muslim di Indonesia.
Muhamad Husni Tamami / Unsplash
Marmer dari Tulungagung
Marmer yang kini digunakan dalam Masjid Istiqlal diambil dari Tulungagung, Jawa Timur. Menurut Tribunnews, sebanyak 18 ribu lempengan marmer digunakan untuk menggantikan marmer lama yang sudah usang pada renovasi tahun 2019 silam. Selain karena lebih mudah untuk didapatkan, penggunaan marmer lokal ini hendak menonjolkan keanekaragaman dan keindahan hasil alam Indonesia. Warna netral dan motifnya yang tidak mengganggu mata membuat siapapun merasa lebih kerasan untuk menetap di dalamnya.
Penerapan Marmer pada Detil Arsitektur
Penggunaan marmer di Masjid Istiqlal tidak hanya terbatas pada lantai dan pilar. Material ini juga digunakan pada berbagai detail arsitektur lainnya, seperti tangga, mihrab, dan dinding pembatas. Penggunaan marmer yang luas ini menunjukkan betapa pentingnya material ini dalam mewujudkan visi arsitektur masjid yang modern namun tetap kokoh dan abadi. Detail-detail ukiran dan motif pada marmer menunjukkan keahlian para pengrajin yang terlibat dalam pembangunan masjid, serta komitmen untuk menciptakan tempat ibadah yang tidak hanya fungsional tetapi juga penuh dengan nilai estetika.
Penggunaan marmer pada Masjid Istiqlal bukan hanya sekedar pilihan desain, tetapi sebuah keputusan yang mempertimbangkan keindahan, kenyamanan, dan ketahanan. Memilih untuk menggunakan marmer pada properti Anda mampu memberikan sentuhan keanggunan abadi yang tahan lama dan mampu menjaga ruangan tetap sejuk bahkan ketika terkena panas terik matahari sekalipun.
Jika Anda ingin merasakan langsung semua kesejukan marmer dalam properti Anda, kunjungi PT Intinusa Selareksa (https://intinusa.com) untuk informasi lebih lanjut.
留言